Sejarah Compact City (Kota Kompak)
Di banyak negara maju dewasa ini diyakini bahwa kota yang berkelanjutan adalah bentuk kota yang kompak (compact city). Hal ini pada dasarnya mengacu pada pengalaman empirik. Ketika pembangunan berkelanjutan telah menjadi agenda global, banyak perencana tata ruang percaya bahwa mereka telah mempunyai konsep yang berkelanjutan: kota yang kompak (compact city). Togel Hari ini Komunitas yang berkelanjutan adalah tempat yang menunjukkan bentuk perkotaan (urban form) yang kompak.
Kota kompak tidak digagas sekedar untuk menghemat konsumsi energi, tetapi juga diyakini lebih menjamin keberlangsungan generasi yang akan datang. Selain itu, beberapa perencana meyakini secara tradisional kota-kota periode terdahulu, terutama di daratan Eropa, adalah bertipe kompak.
Amerika Serikat, Eropa dengan Inggris dan Belanda sebagai pelopornya, Australia, dan Jepang adalah negara-negara yang saat ini secara intensif mengaplikasikan kebijakan kota kompak dalam perencanaan ruang kotanya. Di tataran negara berkembang sejak satu dasa warsa terakhir, diskusi kota kompak pun telah berlangsung dan dicoba diaplikasikan ke dalam perencanaan kotanya. Dhaka, Delhi, Bangkok, Teheran, Kairo, Cape Town, Hongkong, Taiwan, dan banyak kota di Amerika Latin adalah banyak kota yang dilaporkan telah mengadopsi ide kota kompak melalui gerakan kembali ke pusat kota.
Perhatian besar saat ini telah berfokus pada hubungan antara bentuk kota dan keberlanjutan (sustainabillity). Argumen-argumen yang kuat sedang dimunculkan bahwa kota kompak adalah bentuk kota yang dianggap paling berkelanjutan.
Sulit untuk menerapkan konsep kota kompak secara utuh ke dalam perencanaan kota di negara berkembang karena banyaknya permasalahan yang ada. Pada umumnya di kota-kota Negara berkembang adalah sebagai berikut :
Kurangnya infrastruktur sosial yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang melebihi pertumbuhan ekonomi.
Meningkatnya hunian liar (sguatter)
Spekulasi tanah
Sulitnya urban redevelopment melalui demolisi permukiman kumuh.
Lemahnya sitem transportasi publik
Kurangnya kapasitas perencanaan kota
Kesuksesan kebijakan kota kompak pada negara-negara berkembang seharusnya diukur melalui sudut pandang ini.